Wednesday, 11 June 2014

KOMUNITAS BUDDHIS

Sebelum agama Buddha muncul, pada waktu itu di India sebenarnya telah banyak sistem kepercayaan maupun aliran religius yang berkembang. Bahkan di dalam Brahmajala Sutta, Buddha menyebutkan terdapat enam puluh dua pandangan yang waktu itu berkembang di India. Dua di antara enam puluh dua pandangan tersebut, Brahmanisme dan Jainisme adalah dua aliran yang berkembang cukup pesat.

Semenjak Buddha membabarkan khotbah pertama, Dhammacakkapavattana Sutta, kepada lima orang petapa, semenjak itu pula agama Buddha mulai berkembang. Demikian juga dengan sistem kemasyarakatan dalam agama Buddha. Sedikit demi sedikit mulai terbentuk komunitas Buddhis.

Sunday, 18 May 2014

PENTINGKAH MENGENALKAN BUDDHA DHAMMA KEPADA ANAK-ANAK?

Oleh: Rakay Sutamayapanna

Sebagai pemeluk agama Buddha, kita pasti ingin menjaga ajaran Buddha agar tetap bertahan dan berkembang. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan mengajarkan Buddha Dhamma kepada generasi penerus, misalnya kepada anak-anak kita. Cara ini dipandang lebih efektif karena orang tua dipandang sebagai sumber ilmu bagi anak-anak. Kepada orang tualah biasanya anak-anak bertanya tentang segala hal yang belum mereka mengerti.

PENTINGKAH MENGENALKAN BUDDHA DHAMMA KEPADA ANAK-ANAK?

Orang tua, ayah dan ibu, adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Orang tua memiliki kewajiban untuk mendidik anak-anaknya menjadi orang yang baik bijaksana. Dengan demikian, orang tua dapat mengajarkan prinsip-prinsip Buddha Dhamma dalam membimbing anaknya.

Saturday, 10 May 2014

KESABARAN TANPA BATAS

Oleh: Rakay Sutamayapanna

Khantī paramaṁ tapo titikkhā’ti.
Kesabaran, ketabahan adalah cara melatih batin tertinggi.
(Dhammapada, 184)

Dalam menjalani aktivitas sehari-hari, kita sering kali mengalami konflik secara internal maupun eksternal. Konflik internal yang dimaksud di sini adalah konflik dengan diri sendiri. Misalnya ketika kita telah memiliki target tertentu yang ingin diwujudkan, namun kemampuan diri sendiri belum memadai. Hal tersebut dapat menimbulkan kemarahan dan kekecewaan terhadap diri sendiri. Sedangkan yang dimaksud dengan konflik eksternal adalah permasalahan-permasalahan yang datang dari pihak luar. Misalnya masalah yang terjadi karena hubungan sosial yang kurang sehat.

Salah satu perasaan yang sering muncul ketika seseorang dihadapkan dengan konflik adalah kemarahan. Kemarahan adalah keadaan di mana seseorang tidak dapat mengendalikan dirinya karena kebencian yang meledak-ledak. Orang yang sedang dikuasai kemarahan bisa saja langsung menyerang lawannya secara fisik maupun verbal. Serangan secara fisik misalnya berupa penganiayaan, sedangkan secara verbal biasanya adalah dengan mengucapkan kata-kata kasar.

Friday, 9 May 2014

PENGUSAHA YANG TERLENA


Oleh: U Sikkhananda Andi Kusnadi

Dahulu kala ada seorang pengusaha yang sering berkelana dalam melakukan bisnisnya. Suatu ketika dia harus melalui sebuah hutan lebat untuk menuju tempat mitra bisnisnya. Ketika di dalam hutan dia bertemu seekor harimau yang lapar. Dia pun harus berlari untuk menyelamatkan dirinya dari harimau tersebut. Tentu saja bila dia terus berlari dia akan tertangkap karena harimau bisa berlari lebih cepat. Dia sangat beruntung karena melihat sebuah sumur tua dan ia segera memutuskan untuk melompat ke sumur tersebut. Sumur tersebut ternyata memang cukup dalam, tapi dia beruntung karena dia tersangkut di akar pohon besar yang keluar dari dinding sumur tersebut. Harimau yang mengejarnya mengaum di tepi bagian atas dinding sumur tersebut. Pengusaha tersebut berpikir betapa sangat beruntungnya dia karena dia telah selamat dari terkaman harimau.