Friday, 21 February 2014

PENGERTIAN DAN MANFAAT VINAYA


ensiklopedia-buddhadhamma.blogspot.com
Bhikkhu
Manusia dikenal sebagai makhluk yang memiliki akhlak mulia. Tentu hal tersebut tidak dapat dipisahkan dari segi moralitas. Menurut Bertens, moral berasal dari bahasa Latin ”mos” yang berarti kebiasaan, adat (K. Bertens, 2002: 4). Sedangkan Rachels menyatakan bahwa moralitas setidak-tidaknya merupakan usaha untuk membimbing tindakan seseorang dengan akal (Rachels, 2008: 40). Jadi moralitas sangat penting dalam kehidupan manusia.

Dengan adanya moralitas, seseorang dapat menentukan perbuatan mana yang baik dan perbuatan mana yang buruk. Moralitas adalah kualitas yang terkandung di dalam perbuatan manusia, yang dengannya kita dapat menilai perbuatan itu benar atau salah, baik atau jahat (Sumaryono, 2012: 51). Oleh karena itu, moralitas adalah hal yang paling mendasar dalam perilaku manusia.


Dalam agama Buddha, moralitas sering disebut sebagai sīla. Istilah sīla memiliki beberapa arti, yaitu (1) sifat, karakter, watak, kebiasaan, perilaku, kelakuan; dan (2) latihan moral, pelaksanaan moral, perilaku baik, etika Buddhis, dan kode moralitas (Rashid, 1997: 3). Sedangkan menurut Mingun Sayadaw, sīla bisa juga diartikan sebagai kebajikan (Mingun Sayadaw, 2008: 3239). Dengan demikian, kemoralan merupakan suatu kehendak, corak batin, pengendalian, dan keadaan tidak melanggar aturan, yang menghantarkan pada perilaku seseorang ke arah yang baik.

Literatur Buddhadhamma menjelaskan sīla secara lengkap yang tertuang dalam Vinaya Piṭaka. Vinaya Piṭaka berisi tentang peraturan-peraturan, latihan, disiplin, dan tradisi keviharaan para pabbajita. Selain itu, Vinaya Piṭaka juga memberikan penjelasan moralitas bagi umat awam. Dengan demikian, istilah vinaya digunakan untuk menunjukkan peraturan yang dilaksanakan untuk pabbajita dan gharavasa.

Secara harfiah, vinaya berarti mengusir, melenyapkan, memusnahkan segala perilaku yang menghalangi kemajuan dalam peningkatan batin. Dengan demikian, vinaya juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang membimbing keluar dari saṁsara. Tujuan pelaksanaan vinaya adalah untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang merugikan.

Hubungan Vinaya dengan Dhamma

Vinaya dan dhamma tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Terdapat suatu ungkapan yang menyatakan bahwa, Vinaya merupakan nafas dari ajaran Buddha, selama vinaya masih ada, ajaran Buddha akan tetap ada. Karena itu, marilah kita ucapkan vinaya terlebih dahulu.” Hal ini bukan berarti vinaya lebih penting daripada dhamma karena keduanya saling mendukung satu sama lain.

Suatu analogi yang dapat diterima adalah analogi yang dikemukakan oleh Rashid, bahwa “Mengajarkan dhamma tanpa vinaya, sama artinya dengan mengajarkan jalan tanpa menunjukkan bagaimana cara memulai dan menempuhnya. Mengajarkan vinaya tanpa dhamma, hanya merupakan peraturan kosong yang sedikit manfaatnya. (Rashid, 1997: 27).

Dengan demikian, dhamma dan vinaya tidak dapat dipisahkan. Dhamma diibaratkan seperti bunga, dan vinaya adalah tali yang digunakan untuk mengikat bunga tersebut agar tidak mudah terurai. Demikianlah dhamma dan vinaya saling mendukung satu sama lain.

Namun dalam pelaksanaan vinaya terdapat dua komplikasi, yaitu mereka yang membabi buta terhadap vinaya dan yang tidak taat. Bagi orang-orang yang tidak taat dan tidak bersungguh-sungguh melaksanakan vinaya akan menyebabkan kesukaran untuk mengendalikan bhikkhu Saṅgha. Sedangkan orang yang membabi buta dalam melaksanakan vinaya, justru tidak akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan.

Pelaksanaan vinaya haruslah seimbang dengan menerapkan Jalan Tengah. Pelaksanaan vinaya secara benar dan yang disertai dengan kebijaksanaan akan membawa kebahagiaan dan kesejahteraan. Sedangkan pelaksanaan vinaya dengan “kesungguhan yang salah” atau membabi buta hanya akan mengakibatkan kejengkelan, kegelisahan, dan ketegangan.

Adapun manfaat pelaksanaan vinaya yang pernah disebutkan oleh Buddha adalah:
  1. Kebaikan Saṅgha.
  2. Kesejahteraan Saṅgha.
  3. Mengendalikan bhikkhu yang tidak teguh.
  4. Kesejahteraan bhikkhu yang berkelakuan baik.
  5. Mencegah timbulnya kilesa yang baru.
  6. Melindungi diri atau melenyapkan kilesa yang ada.
  7. Memuaskan mereka yang belum puas dengan dhamma.
  8. Menambah keyakinan yang telah mendengar dhamma.
  9. Menegakkan dhamma yang benar.
  10. Manfaat vinaya itu sendiri.

No comments:

Post a Comment