Wednesday 11 June 2014

KOMUNITAS BUDDHIS

Sebelum agama Buddha muncul, pada waktu itu di India sebenarnya telah banyak sistem kepercayaan maupun aliran religius yang berkembang. Bahkan di dalam Brahmajala Sutta, Buddha menyebutkan terdapat enam puluh dua pandangan yang waktu itu berkembang di India. Dua di antara enam puluh dua pandangan tersebut, Brahmanisme dan Jainisme adalah dua aliran yang berkembang cukup pesat.

Semenjak Buddha membabarkan khotbah pertama, Dhammacakkapavattana Sutta, kepada lima orang petapa, semenjak itu pula agama Buddha mulai berkembang. Demikian juga dengan sistem kemasyarakatan dalam agama Buddha. Sedikit demi sedikit mulai terbentuk komunitas Buddhis.

Wednesday 28 May 2014

SĪMĀ (Abaddha Sīmā)

Jenis sīmā yang kedua adalah abaddha sīmā, yaitu sīmā yang tidak tetap.Abaddha sīmā memiliki karakteristik yang berbeda dengan baddha sīmā.Abaddha sīmā tidak memerlukan prosedur pengukuhan sīmā seperti ketikan akan mengukuhkan baddha sīmā. Somdet Vajirañāṇavarorasa (1973) menyebutkan terdapat berbagai macam jenis abaddha sīmā, yaitu gāmasīmā, visuṅgāmasīmā, sattabbhantarasīmā, dan udakukkhepa.

Gāmasīmā
Gāmasīmā adalah sīmā yang dibatasi oleh beberapa desa atau beberapa kota (nigāma). Dalam kondisi tertentu bhikkhu Saṅgha berdiam di suatu wilayah yang mana bebas dari hak milik dengan batas desa dan kota. Tempat tersebut bisa saja digunakan sebagai sīmā yang sifatnya sementara. Jika wilayah tersebut telah disepakati sebagai gāmasīmā, maka para bhikkhu dapat melaksanakan uposatha bersama-sama dalam wilayah tersebut.

SĪMĀ (Baddha Sīmā)

Buddha memperkenankan Saṅgha untuk melakukan kegiatan-kegiatan khusus seperti pelaksanaan uposatha, pavārana, dan kegiatan saṅghakamma lainnya di tempat khusus yang disebut sebagai sīmā. Secara makna kata, sīmā berarti garis batas. Garis batas ini membentuk suatu bidang tertentu yang menjadi patokan bahwa para bhikkhu dapat dikatakan tinggal bersama. Garis batas (sīmā) terdiri dari dua jenis, yaitu baddha sīmā yang mana lebih dikenal sebagai garis batas yang dibentuk oleh Saṅgha dan bersifat tetap, dan abaddha sīmā yang merupakan garis batas tidak tetap karena ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat-pejabat sipil. Pada bagian selanjutnya, materi ini akan membahas mengenai baddha sīmā.

Area dari Baddha Sīmā
Buddha memperkenankan Saṅgha untuk menetapkan suatu wilayah menjadi sebuah sīmā. Tetapi penetapan wilayah tersebut memiliki batas minimal dan batas maksimal dalam hal ukuran. Adapun batas ukuran minimal sebuah sīmā adalah harus mampu menampung sebanyak dua puluh satu orang bhikkhu. Sedangkan batasan maksimal sebuah sīmā adalah seluas tiga yojana. Sīmā yang lebih kecil atau lebih besar dari batas ukuran tersebut tidak dapat digunakan untuk melaksanakan kegiatan Saṅgha.